Thursday, July 3, 2014

Meraih Ampunan di bulan Ramadhan, Seandainya kalian tidak berbuat dosa, nescaya Allah akan melenyapkan kalian, dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka. [HR. Muslim, no. 2749]

Meraih Ampunan di bulan Ramadhan, Seandainya kalian tidak berbuat dosa, nescaya Allah akan melenyapkan kalian, dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka. [HR. Muslim, no. 2749]

Oleh
Syaikh Sa'ad bin Sa'id al-Hajri


Di antara nama Allah Azza wa Jalla adalah al-Ghafur (Yang Maha Pengampun), dan di antara sifat-sifat-Nya adalah maghfirah (memberi ampunan). Sesungguhnya para hamba sangat memerlukan ampunan Allah Azza wa Jalla dari dosa-dosa mereka, dan mereka terdedah terjerumus dalam kubangan dosa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لو لم تذنبوا لذهب الله بكم ولجاء بقوم يذنبون فيستغفرون الله فيغفر لهم

Seandainya kalian tidak berbuat dosa, nescaya Allah akan melenyapkan kalian, dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka. [HR. Muslim, no. 2749]

Dosa telah ditakdirkan pada manusia dan pasti terjadi. Allah Azza wa Jalla telah mensyariatkan faktor-faktor penyebab dosanya, agar hatinya selalu bergantung kepada Rabbnya, selalu menganggap dirinya sarat dengan kekurangan, senantiasa berintrospeksi diri, jauh dari sifat 'ujub (mengagumi diri sendiri), ghurur (terpedaya dengan amalan peribadi) dan kesombongan .

Dosa-dosa banyak diampuni di bulan Ramadhan, kerana bulan itu merupakan bulan rahmat, ampunan, pembebasan dari neraka, dan bulan untuk melakukan kebaikan. Bulan Ramadhan juga merupakan bulan kesabaran yang pahalanya adalah syurga. Allah Azza wa Jalla berfirman:

إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. [Az-Zumar/39: 10]

Puasa adalah perisai dan penghalang dari dosa dan kemaksiatan serta pelindung dari neraka. Dalam hadis sahih dijelaskan:

الصحابة: أمنت يا رسول الله قال: جاءني جبريل فقال: بعدا لمن أدرك رمضان فلم يغفرله قلت: آمين فلما رقيت الشانية قال بعدا لمن ذكرت عنده فلم يصل عليك قلت: آمين فلما رقيت الشالشة قال بعدا لمن أدرك أبواه الكبر عنده فلم يدخلاه الجنة قلت آمين

Sesungguhnya Nabi mengucapkan amin sebanyak tiga kali tatkala Jibril berdoa. Para Sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah! Engkau telah mengucapkan amin ". Beliau menjawab: "Jibril telah mendatangiku, kemudian ia berkata:" Celakalah orang yang menjumpai Ramadhan lalu tidak diampuni ". Maka aku menjawab: "Amîn". Ketika aku menaiki tangga mimbar kedua maka ia berkata: "Celakalah orang yang disebutkan namamu di hadapannya lalu tidak mengucapkan salawat kepadamu". Maka aku menjawab: "Amîn". Ketika aku menaiki anak tangga mimbar ketiga, ia berkata: "Celakalah orang yang kedua orang tuanya mencapai usia tua berada di sisinya, lalu mereka tidak memasukkannya ke dalam syurga". Maka aku jawab: "Amîn". [1]

Seorang Muslim yang berusaha mendapatkan ampunan dosa, akan berbahagia dengan adanya amalan-amalan soleh agar Allah Azza wa Jalla menghapuskan dosa dan perbuatan jeleknya, karena kebaikan bisa menghapus kejelekan.

Sebab-sebab ampunan yang disyariatkan itu di antaranya:

1. TAUHID
Inilah sebab teragung. Siapa yang tidak bertauhid, maka kehilangan ampunan dan siapa yang memilikinya maka telah mempunyai sebab ampunan yang paling agung. Allah Azza wa Jalla berfirman:

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. [An-Nisâ '/ 4:48]

Siapa saja yang membawa dosa sepenuh bumi bersama tauhid, maka Allah Azza wa Jalla akan memberikan ampunan sepenuh bumi kepadanya. Namun, hal ini berkaitan erat dengan kehendak Allah Azza wa Jalla. Apabila Diak berkehendak, akan mengampuni. Dan boleh saja, Dia Azza wa Jalla berkehendak untuk menyiksanya. Siapa yang merealisasikan kalimatut tauhid di hatinya, maka kalimatut tauhid tersebut akan mengusir kecintaan dan pengagungan kepada selain Allah Azza wa Jalla dari hatinya. Ketika itulah dosa dan kesalahan dihapus secara keseluruhan, walaupun sebanyak buih di lautan. 'Abdullah bin' Amr RA ​​meriwayatkan bahawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah akan menyendirikan seorang dari umatku (untuk dihadapkan) di depan semua makhluk pada hari Kiamat. Lalu Allah menghamparkan sembilan puluh sembilan lembaran (catatan amal) miliknya. Setiap lembaran seperti sejauh mata memandang. Kemudian Allah berfirman: "Apakah kamu mengingkarinya? Apakah malaikat pencatat amalan menzhalimimu ". Maka ia pun menjawab: "Tidak wahai Rabbku". Lalu Allah berfirman lagi: "Apakah kamu mempunyai udzur?" Ia menjawab: "Tidak ada wahai Rabb". Lalu Allah berfirman: "(Yang benar) ada, sesungguhnya kamu mempunyai kebaikan di sisi Kami, tidak ada kezaliman atasmu pada hari ini". Lalu dikeluarkan satu kad mengandungi syahadatain. Kemudian Allah berfirman: "Masukanlah dalam timbangan!" Ia pun berkata: "Wahai Rabbku apa gunanya kad ini berbanding lembaran-lembaran itu?" Maka Allah berfirman: "Sungguh kamu tidak akan dizalimi". Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Selanjutnya lembaran-lembaran tersebut diletakkan dalam satu anak timbangan dan kad tersebut di anak timbangan yang lain. Ternyata lembaran-lembaran terangkat tinggi dan kad tersebut lebih berat. Maka tidak ada satu pun yang lebih berat dari nama Allah ". [2]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits Qudsi menyatakan:

قال الله تبارك وتعالى ياابن آدم إنك لو أتيتني بقراب الأرض خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئالأتيتك بقرابها مغفرة

Allah berfirman: Wahai anak keturunan Adam, seandainya kamu membawa dosa sepenuh bumi kemudian kamu menjumpai-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Ku (tidak berbuat syirik) tentu saja Aku akan membawakan untukmu sepenuh bumi ampunan. [HR Muslim].

Ini adalah keutamaan dan kemurahan dari Allah Azza wa Jalla dengan pengampunan seluruh dosa yang ada pada lembaran-lembaran tersebut dengan kalimat tauhid. Kerana kalimat tauhid adalah kalimat ikhlas yang menyelamatkan pemiliknya dari azab. Allah Azza wa Jalla menganugerahinya syurga dan menghapuskan dosa-dosa yang seandainya memenuhi bumi; namun hamba tersebut telah mewujudkan tauhid, maka Allah Azza wa Jalla menggantikannya dengan ampunan.

2. DOA DENGAN PENGHARAPAN
Allah Azza wa Jalla memerintahkan berdoa dan berjanji akan mengabulkannya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وقال ربكم ادعوني أستجب لكم

Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu". [Ghâfir/40: 60]

Doa adalah ibadah. Doa akan dikabulkan apabila memenuhi kesempurnaan syarat dan bersih dari penghalang-penghalang. Kadangkala, pengabulan itu ditangguhkan, kerana sebahagian syarat tidak dipenuhi atau adanya sebahagian penghalangnya.

Di antara syarat dan adab terkabulnya doa adalah kekhusyukan hati, mengharapkan ijabah dari Allah Azza wa Jalla, sungguh-sungguh dalam meminta, tidak menyatakan insya Allah (Ya Allah Azza wa Jalla, kabulkanlah permintaanku bila Engkau menghendakinya-red), tidak tergesa-gesa mengharap pengabulan, memilih waktu-waktu dan keadaan yang mulia, mengulangulang doa tiga kali dan memulainya dengan pujian kepada Allah Azza wa Jalla dan shalawat, berusaha memilih makanan dan minuman yang halal dan lain-lain.

Di antara permohonan terpenting yang dipanjatkan seorang hamba kepada Rabbnya yaitu permohonan agar dosa-dosanya diampuni atau pengaruh dari pengampunan dosa seperti diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Kepada seseorang yang berujar: "Saya tidak mengetahui doamu dengan perlahan yang juga dilakukan Mu'âdz.

"حولها ندندن

Permohonan kami di seputar itu. [3]

Maksudnya doa kami itu berkisar pada permohonan agar dimasukkan syurga dan diselamatkan dari neraka. Abu Muslim al-Khaulani mengatakan: "Tidaklah datang kesempatan berdoa kepadaku, kecuali saya jadikan doa itu permohonan agar dilindungi dari api neraka."

3. Istighfar (memohon ampun)
Permohonan ampun ini merupakan pelindung dari adzab, penjaga dari setan, penghalang dari dari kegelisahan, kefakiran dan penderitaan, pengaman dari masa paceklik dan dosa; walaupun dosa-dosa seseorang telah menggunung sampai menyentuh langit. Dalam hadits Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda bahawa Allah Azza wa Jalla berfirman:

ياابن آدم إنك مادعوتني ورجوتني غفرت لك على ماكان فيك ولاأبالى ياابن آدم لؤ بلغت ذنو بك عنان السماء ثم استغفرتني غفرت لك ولا أبالي ياابن آدم إنك لو أتيتني بقراب الأرض خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا لأتيتك بقرابها مغفرة

"Wahai bani Adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak akan peduli; Wahai bani Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli; Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan seukuran bumi kemudian engkau datang menjumpai-Ku dalam keadaan tidak berbuat syirik atau menyekutukanKu dengan apapun juga, maka sungguh Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan seukuran bumi juga. [HR. at-Tirmidzi]

Membaca istighfâr adalah penutup terbaik bagi pelbagai amalan, umur, serta penutup majlis.

4. BERPUASA DI SIANG HARI DAN SHALAT MALAM KARENA IMAN, mengharapkan balasan PAHALA DARI ALLAH AZZA WA JALLA, IKHLAS serta dalam rangka taat kepada Allah AZZA WA JALLA
Dia berpuasa bukan dengan niat mengikuti orang banyak, juga tidak untuk mendapatkan sanjungan orang, tidak untuk memelihara adat atau supaya sihat; juga tidak berniat pamer serta tidak untuk menjayakan urusan duaniawi. Dia juga tidak berniat untuk mendoakan keburukan yang tidak pantas buat seorang Muslim. Dia melaksanakan ibadah puasa terdorong oleh niat beriman kepada Allah Azza wa Jalla, merealisasikan ketaatan kepada-Nya dan mengharapkan pahala dari Allah Azza wa Jalla. Dalam sebuah hadis dinyatakan:

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Barangsiapa yang berpuasa kerana iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat. [Al-Bukhari dan Muslim]

Alangkah luar biasanya seorang yang melaksanakan ibadah puasa lalu keluar dari ibadahnya dalam keadaan sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibundanya, yaitu tidak menanggung dosa dan berhati suci.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إن الله تبارك وتعالى فرض صيام رمضان عليكم وسننت لكم قيامه فمن صامه وقامه إيمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه

"Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan saya menyunnahkan bagi kalian shalat malamnya. Maka barangsiapa melaksanakan ibadah puasa dan solat malamnya kerana iman dan kerana ingin mendapatkan pahala, nescaya dia keluar dari dosadosanya sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibunya. [4]

Dengan melaksanakan semua ini berarti seorang Muslim telah menjaga waktu siangnya dengan puasa, memelihara waktu malamnya dengan solat tarawih serta berusaha mendapatkan ridha Allah Azza wa Jalla
.
5. MELAKSANAKAN SHALAT MALAM PADA LAILATUL QADAR KARENA IMAN DAN INGIN MENDAPATKAN PAHALA
Lailatul Qadar adalah suatu malam yang Allah Azza wa Jalla muliakan, melebihi semua malam lainnya, suatu malam saat Allah k menurunkan kitab-Nya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:

إنا أنزلناه في ليلة القدر

Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Qur'ân) pada malam kemuliaan. [Al-Qadr/97: 1]

Allah Azza wa Jalla menjadikan Lailatul Qadar ini lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam ini para malaikat turun dan menjadikannya malam keselamatan dari segala keburukan dan dosa. Allah Azza wa Jalla mengkhususkan satu surat dalam al-Qur'ân yang membicarakan tentang malam ini. Orang yang terhalang dari berbagai kebaikan pada malam ini berarti dia terhalang dari semua kebaikan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mencari Lailatul Qadar ini pada seluruh hari pada bulan Ramadhan, karena beliau Shallallahu' alaihi wa sallam pernah beri'tikaf pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, kemudian sepuluh hari kedua dan sepuluh hari terakhir. Orang yang ingin mendapatkan keberuntungan, maka dia akan bersemangat untuk melaksanakan solat malam pada malam yang lebih baik dari delapan puluh tiga tahun dan empat bulan.

Dalam hadis, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم

Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni semua dosanya yang telah lewat. [5]

Untuk mendapatkan ampunan di malam itu, tidak disyaratkan untuk menyaksikannya secara langsung. Namun syaratnya adalah orang melakukan qiamullail sebagaimana tertuang dalam hadis tersebut.

6. BERSEDEKAH
Bersedekah termasuk salah satu qurbah (ibadah yang mendekatkan diri) yang agung di hadapan Allah Azza wa Jalla. Dengannya, seorang hamba memperoleh kebaikan, sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla:

تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من شيء فإن الله به عليم

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan. sesungguhnya Allah mengetahuinya. [Ali Imran / 3:92].

Dalam hadis Mu'âdz, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ألا أدلك على أبوب الخير الصوم جنه والصدقة تطفىء الخطيئة كما يطفىء الماء النار وصلاة الرجل من جوف الليل

"Mahukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai. Bersedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api. Dan solat seseorang di kegelapan malam ... "[at-Tirmidzi no: 2541]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam orang yang sangat dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau berjumpa dengan malaikat Jibril. Saat itu beliau lebih berbaik hati daripada angin yang bertiup sepoi-sepoi. Di antara bentuk sedekah terbaik adalah memberi makan orang yang puasa (ifthârus shaim). Disebutkan dalam hadis:

من فطر صائما كان له مشل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصا ئم شيئا

"Barang siapa memberi buka puasa bagi orang yang puasa maka ia mendapat pahala sepertinya, tanpa mengurangkan pahala orang itu sedikit pun." [HR. at-Tirmidzi dan dishahîhkan oleh al-Albani]

Pahala orang yang bersedekah dilipatgandakan sampai tujuh ratus lipat dan kelipatan yang lebih banyak lagi. Di bulan Ramadhan, penggandaan pahala itu semakin besar. Di antara pemandangan yang sangat menarik, antusiasme orang di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dan masjid-masjid lainnya untuk memberi buka puasa bagi kaum Muslimin di bulan Ramadhan.

7. MELAKUKAN UMRAH
Ibadah umrah termasuk faktor yang menggugurkan dosa-dosa. Rasulullah bersabda:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

"Ibadah umrah ke ibadah umrah (berikutnya) adalah penggugur dosa antara keduanya. Dan pahala haji mabrur tiada lain adalah Syurga "[al-Bukhari no: 1650]

Umrah di bulan Ramadhan pahalanya lebih besar daripada di bulanbulan lain. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, Nabi Shallallahu' alaihi wa sallam sehabis pulang dari haji Wada 'berkata kepada seorang wanita dari Anshar bernama Ummu Sinan: "Apa yang menghalangimu untuk berhaji (denganku)." Ia menjawab: "Abu Fulan (suaminya) mempunyai dua unta. Salah satu dipakainya untuk berhaji dan yang lain untuk mengairi persawahan. "

Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya:

فإن عمرة في رمضان تقضي حجة أو حجة معي

"Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan dapat mengganti haji bersamaku." [HR Bukhari no 1863; Muslim no 3028]

Betapa besar keberuntungan orang yang umrah di bulan Ramadhan. Ia bagaikan berhaji bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti orang yang menyertai beliau dalam ihram, sai dan thawaf dan seluruh manasik haji beliau.

8. Menyempurnakan puasa sebulan penuh
Ada sekian banyak orang yang akan bebas dari api neraka di bulan Ramadhan, dan itu terjadi di setiap malam. Allah Azza wa Jalla menyempurnakan pahala orang-orang yang sabar tanpa perhitungan khusus. Ada Ulama yang mengatakan:

من صام الشهر واستكمل الأجر وأدرك ليلة القدر فقد فاز بجائزة الرب

Barang siapa berpuasa sebulan penuh dan meraih pahala sempurna, dan berjumpa dengan malam Lailatul Qadar, sungguh ia telah menggapai hadiah dari Allah.

Semoga Allah Azza wa Jalla memaafkan dosa-dosa kita sekalian dan menutupi kekurangan-kekurangan kita dan memudahkan segala urusan kita.

Diambil dari kitab Tadzkîrul Anam Bidurûs ash-Shiyâm, karya Syaikh Sa'ad bin Sa'id al-Hajri, Dâr Ibnul Jauzi hlm 265-27

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi, 06-07/Tahun XIII/1430/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
_______
Footnote
[1]. Penulis kitab Nadhratun Na'im (10/5014) berkata: Hadits ini dikeluarkan al-Hakim dalam Al-Mustadrak (4/154) dan berkata: hadis ini sahih sanadnya, namun imam al-Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya. Imam adz-Dzahabi menyetujui hal ini. (Dishahihkan al-Albani dalam Shahîh at-Targhib wat-Tarhib).
[2]. HR at-Tirmidzi kitab Iman bâb Mâ ja'a fiman yamutu Wahuwa Yasyhadu An La Ilaha Illallah dan dishahîhkan al-Albani dengan no. 2639
[3]. Dishahîhkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami 'no. 3163
[4]. Penyusun kitab Nadhratun Na'im berkata: Diriwayatkan oleh Imam an-Nasî'i 4/158 dan lafazh ini adalah lafazh imam an-Nasâ'i; diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad 1/191. Syaikh Ahmad Syakir berkata: "Sanad hadits ini shahîh."
[5]. HR Imam Muslim, Kitâb shalatil Musafirin, bab At-Targhîb Fî qiyâmi Ramadhân Wa Huwa Shalatut Tarawih, no. 1778

No comments:

Post a Comment